KESALAHAN
Aku selalu merasa apa yang aku lakukan ini adalah
benar. Benar dalam artian aku memang menginginkanya. Tapi akhir-akhir ini aku
selalu ragu dengan kebenaran yang aku percaya selama ini.
Selama aku menjadi bagian dari hidupnya, aku tak
pernah melihatnya tersenyum sebahagia saat ini. saat ia memandang wanita yang
duduk bersama dengan suaminya di depan kami saat ini. Aku bukanya pura-pura tak
tau dengan hanya diam dan mengabaikannya, aku hanya tak ingin percaya bahwa dia
hanya dapat tersenyum bahagia saat memandang wanita ini.
Jadi aku hanya mencoba percaya pada yang aku percayai
selama ini, bahwa
Daniel mencintaiku.
-000-
Aku bersumpah bahwa baru kali itu aku melihat wajah setampan dia. Daniel
Morgan yang sedang berjalan dengan kakakku, Rose William. Saat itulah aku
berkenalan denganya. dia setahun di atasku, sekelas dengan dengan Rose yang
saat itu menduduki kelas dua menengah. Dia adalah anak tunggal dari keluarga
kaya raya. Dan karena semua kesempurnaan yang ia punya itulah, tanpa aku
sadari, aku mulai jatuh cinta padanya.
Semakin hari aku semakin akrab denganya. Apalagi ia sering berkunjung
kerumah kami karena alasan mengerjakan tugas sekolah bersama kakakku.
Kami –aku dan Daniel- sering bicara berdua saat Rose kebetulan sedang
keluar dan ia kebetulan juga sedang berkunjung kerumah kami. Dari seringnya
kami berbicara berdua itulah, ia mulai berani mengatakan perasaannya yang
sebenarnya padaku, bahwa selama ini ia mencintai kakakku. Ia sudah mencintai
Rose sejak pertama kali mengenal Rose di sekolah menengah pertama –sekedar info
bahwa aku tak sekolah di sekolah yang sama dengan Rose ketika SMP-. Dia juga
meminta bantuanku untuk mendapatkan Rose.
Aku marah, cemburu dan kecewa.
Dan apakah kalian tahu? Bahwa seseorang yang sudah terbakar cemburu akan
melakukan apa saja untuk mendapatkan yang ia cemburui.
Maka akupun menyiyakan permintaannya.
-000-
“Kapan kalian kembali? Mengapa tak mengabari kami?”
tanya wanita di depanku ini dengan senyum, kepadaku.
Cih. Aku membenci senyummu itu kau tahu. Senyum
menjijikkan yang seolah-olah mengatakan bahwa kau adalah orang yang paling suci
di dunia. Padahal kau adalah orang paling buruk yang pernah ku kenal. Iblis
berwajah malaikat. Aku membencimu.
Aku membencimu.
“seminggu yang lalu. Maaf tak mengabari kalian, tapi
kami sudah mengabari Mom dan Dad.” Jawabku sambil tersenyum palsu.
Wanita itu kembali tersenyum menjijikkan, senyuman
yang dapat membuat aku muntah.
“ku kira kalian tak kan kembali Lil’s. sejak kalian
bilang pada kami bahwa kalian akan menetap di Paris, kalian tak pernah lagi
memberi kabar pada kami.” Kali ini Peter, suami dari wanita yang kubenci itu
yang berbicara.
Aku tersenyum kembali.
“bagaimana di Paris?” wanita itu lagi yang bertanya.
“Fantastis.” Daniel menjawab dengan antusias. Terlalu
antusias malah. “kau tahu? Disana sangat indah. Kami bisa memandangi menara
ieffel setiap harinya.” Lanjutnya.
Wanita itu tersenyum lembut pada Daniel. Dan Daniel
membalasnya, dan aku mulai tak suka dengan keadaan seperti ini.
-000-
Sejak aku menyiyakan permintaannya, aku selalu gelisah. Aku merasa
menjadi orang yang bodoh. Bagaimana mungkin aku bisa sampai tidak tau bahwa ia mencintai
Rose. Aku harus melakukan sesuatu.
Maka malam itu aku melakukannya. Aku pergi kekamar Rose dan menanyakan
padanya apakah ia mencintai Daniel. Dengan tersipu malu ia menjawab bahwa ia
mencintai Daniel. Aku shock mendengarnya, namun aku segera memasang kembali
ekspressi datarku. Dengan dingin aku menyuruhnya untuk menjauhi Daniel, aku
berbohong padanya, bahwa Daniel mencintaiku, kami sudah menjalin hubungan
selama seminggu ini.
Rose terlihat terkejut dan kecewa, namun sedetik kemudian dia tersenyum
dan mengatakan padaku bahwa ia ikut bahagia dengan hubungan kami.
-000-
Kami ber-4 sedang menikmati makan siang kami ketika
mata Daniel menangkap bunga mawar yang sedang di pajang di toko bunga depan
restaurant yang kami tempati untuk makan siang bersama.
Ia menunduk dan tersenyum. Tak ada yang menyadari
sikap Daniel, kecuali aku. Ya aku memang selalu mengetahui gelagatnya itu.
Gelagatnya yang selalu aneh jika behubungan dengan
bunga mawar.
Opsesi berlebihannya terhadap bunga mawar.
-000-
Aku berkata padanya bahwa Rose tidak mencintainya ia mencintai pria
lain. Daniel telihat kecewa dengan perkataanku. Dan aku berusaha menjelaskan
padanya bahwa ada gadis lain yang menantinya, yang mencintainya dengan tulus,
yang dapat membahagiakannya. Awalnya ia masih tetap saja terpuruk, bahkan tak
mau berkunjung kerumahku lagi.
Daniel menghindariku, tepatnya menghindari Rose
Namun lama-kelamaan ia mau juga bicara denganku, itupun jika Rose sedang
tidak ada bersamaku. Tentu saja itu membuatku senang. Ia memilih untuk bicara
padaku dan tidak memerdulikan Rose.
Akhirnya kamipun menjalin hubungan.
Dan aku masih ingat bagaimana Rose memutuskan berlibur kerumah nenek
yang ada di Australia untuk menangis sejadi-jadinnya, menyesali mengapa harus
aku yang bersama dengan Daniel.
-000-
Entah mengapa, semakin lama aku berada di tempat ini, aku
semakin merasa bahwa Daniel masih mencintai Rose.
Tidak.
Lily, kau tidak boleh berpikiran seperti itu. Ia sudah
menjadi milikmu sekarang.
Dan itu tak akan pernah berubah. Tidak akan pernah.
“ohya, aku dan Peter sudah memutuskan untuk
meninggalkan Inggris dan menetap di Milan. Peter yang menginginkannya.” Ujar
wanita itu dengan sumringah.
“aku hanya ingin segera punya anak. Dan menurutku
suasana di Milan akan sangat mendukung.” Timpal Peter dengan senyum, sementara
wanita di sebelahnya sudah menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Aku berusaha untuk tidak muntah saat itu juga, maka
aku putuskan untuk tersenyum. Daniel yang berada di sampingku juga tersenyum.
Tapi bedanya ia tersenyum miris dan lagi-lagi hanya aku yang menyadarinya.
-000-
Aku masih ingat ketika Daniel menangis. Ia duduk di bangku taman dan
memeluk pinggangku. Aku berdiri di sebelahnya saat itu.
Saat itulah aku pertamakali melihatnya hancur seperti itu. Ia bahkan
menangis tersedu-sedu, menghiraukan sekelilingnya. Ia bahkan tak menagis saat
mengetahui aku kecelakaan dan dalam keadaan kritis beberapa bulan lalu. Lalu,
mengapa saat ini ia menangis dan hancur seperti ini?
Bukannya aku tak tau alasan mengapa Daniel menangis. Namun aku memang
tak ingin mengetahuinya.
Bahwa Daniel menangis di hari pernikahan Rose.
Menangisi kepergian cintanya.
-000-
Aku kira semua itu sudah lewat. Maksudku, aku sudah
menjalani hariku bersamanya lebih dari 9 tahun. 5 tahun menjadi pacarnya, 3
tahun menjadi tunangannya dan 2 tahun menjadi istrinya.
Dan ku kira waktu sepanjang itu sudah cukup membuat
Daniel jatuh cinta padaku.
Namun tetap saja, aku tidak bisa memaksakan hatinya
bukan?
-000-
Aku juga melihat Rose menangis di hari pernikahannya.
Aku mengatakan pada Rose, bahwa inilah takdir yang harus ia jalani, ia
harus menerima semua ini. seberapapun ia tak menginginkannya. Namun Rose dengan
tegas menjawab bahwa ia menginginkan ini.
Aku tau Rose berbohong, namun aku diam saja. Tak ingin jika Rose nanti
berubah pikiran.
Dan saat itulah aku merasa puas, aku menang.
Akhirnya aku yang menang kan?
-000-
Kami pulang kerumah kami yang lama, sebelum pindah ke
paris, setelah perjumpaan dan makan siang yang membosankan serta membuatku
muak, dengan keluarga Peter.
Daniel tak berkata apa-apa saat tiba di rumah. Ia
langsung masuk ke ruang kerjanya. Mengurung diri sampai setidaknya ia
memutuskan untuk keluar sendiri.
Selalu seperti ini.
Setelah kami tidak sengaja bertemu dengan mereka.
Daniel akan mengurung diri di ruang kerjanya. Melamun
sampai keesokan harinya, atau memandangi bunga mawar yang selalu ada di
ruangannya. Kemudian, jika ia sudah tenang, ia akan keluar dan langsung pergi
kerja. Tanpa pamit kepadaku atau memakan sarapannya.
Dan aku selalu berakhir seperti ini. menangis di ruang
tamu semalaman seperti orang bodoh.
Padahal aku selalu meyakinkan pada diriku sendiri
bahwa Daniel mencintaiku. Namun karna sikapnya padaku selamanya ini, aku jadi ragu.
Aku selalu mengingat perkataannya saat sebelum kami mengikat
janji.
Dan aku juga mendengar dia menggumamkan sesuatu tadi
saat Peter dan istrinya berlalu pergi meninggalkan kami di Restaurant.
Apa aku harus selalu menjadi seperti ini? menangisi
kebodohanku sendiri? Aku menginginkan ini. tapi bukan berarti aku harus selalu
terluka. Tuhan, apakah yang aku lakukan selama ini salah?
.
.
.
.
“aku menyukai bunga mawar, Lil’s. jadi aku harap kau membawa bunga mawar
nanti saat kau berjalan di altar.”
.
.
.
.
“aku mencintaimu, Rose.”
The End
0 komentar:
Posting Komentar