Kamis, 20 Juli 2017

kutulis surat ini khusus untuk Bapak dan Mama ku yang selalu mendo’akanku.



Yang pertama teruntuk Bapakku,
Ibu pernah bilang “ojok wani-wani nentang Bapak Vi, seng nggolek duwet kanggo sampeyan sekolah iku Bapak”. Kalimat itulah yang hingga saat ini aku ingat supaya aku tidak sampai berani meninggikan nada bicara pada Bapak. Bapak itu orangnya kolot, tapi karena kekolotannya itulah aku jadi tidak berani menentang perkataan beliau dan mamaku. Pernah sekali bapak bilang “sekolah seng temen, ojok sekolah mbek dolanan. Dolanan kui mben ae nek sampeyan wes kerjo, iso nggolek duwet dewe”, dan sampai sekarang aku nggak pernah melanggar kata-kata bapak yang itu. Mati-matian aku belajar supaya bisa sekolah yang bener, bisa dapat beasiswa dan jadi juara kelas. Terima kasih bapak untuk ke kolotan bapak yang menjadikanku anak yang tau mana yang seharusnya dilakukan dan tidak ketika aku masih duduk dibangku sekolah.
Bapakku itu orang yang kampungan. Ketika aku masuk ke perguruan tinggi sebagai maba, Bapak yang mengantarkan aku untuk cari kos-kosan dekat kampus. Sambil berjalan menyusuri jalanan gebang yang ramai kala itu Bapak berkata “Kuliah iku gak sekedar budal terus muleh. Kuliah iku kudu seng temenan”. Walaupun tidak secara langsung tapi aku tau bapak sebenarnya melarang aku untuk pacar-pacaran. Dan sampai aku menulis surat ini, tidak satu kalipun aku menentang bapak dengan kuliah pacaran. Terima kasih karena sifat kampungan bapak, aku tau bapak ingin menjagaku dari segala hal yang kemungkinan menyakitiku.
Bapak adalah orang yang paling sabar dan lembut hatinya setelah mamaku yang aku tau. Aku masih ingat waktu itu hampir jam 11 malam bapak menelponku, menanyakan kabar dan kenapa jam segitu aku belum tidur. Aku tau bapak khawatir karena sebelumnya aku menelpon mama dan menangis karena skripsiku yang berat, dan bapakku dengan sabar dan lembutnya berkata “gak popo. Skripsi iku emang berat nduk. Gak usah dipikir, gak usah nangis. Percoyo gusti Allah bakal nulung sampeyan. Saiki sampeyan ndang bubuk. Skripsine dikerjakno sesok maneh. Ojok lali maem.” Bapak, taukah engkau bahwa malam itu untuk pertama kalinya aku baru merasa bahwa aku adalah anak paling beruntung karena mendapat bapak sepertimu? Bapak terima kasih atas semua doa dan dukunganmu dikala aku lelah dan tidak tau lagi harus bagaimana. Terima kasih sudah membesarkan aku dengan begitu baik. terima kasih untuk semua kasih sayang dan limpahan materi yang tiada habisnya. Dan terima kasih telah menjadi bapak terbaik didunia untukku.
 
RUN AWAY Blogger Template by Ipietoon Blogger Template