Yang pertama teruntuk Bapakku,
Ibu pernah bilang “ojok wani-wani nentang Bapak
Vi, seng nggolek duwet kanggo sampeyan sekolah iku Bapak”. Kalimat itulah yang
hingga saat ini aku ingat supaya aku tidak sampai berani meninggikan nada
bicara pada Bapak. Bapak itu orangnya kolot, tapi karena kekolotannya itulah
aku jadi tidak berani menentang perkataan beliau dan mamaku. Pernah sekali
bapak bilang “sekolah seng temen, ojok sekolah mbek dolanan. Dolanan kui mben
ae nek sampeyan wes kerjo, iso nggolek duwet dewe”, dan sampai sekarang aku
nggak pernah melanggar kata-kata bapak yang itu. Mati-matian aku belajar supaya
bisa sekolah yang bener, bisa dapat beasiswa dan jadi juara kelas. Terima kasih
bapak untuk ke kolotan bapak yang menjadikanku anak yang tau mana yang
seharusnya dilakukan dan tidak ketika aku masih duduk dibangku sekolah.
Bapakku itu orang yang kampungan. Ketika aku
masuk ke perguruan tinggi sebagai maba, Bapak yang mengantarkan aku untuk cari
kos-kosan dekat kampus. Sambil berjalan menyusuri jalanan gebang yang ramai
kala itu Bapak berkata “Kuliah iku gak sekedar budal terus muleh. Kuliah iku
kudu seng temenan”. Walaupun tidak secara langsung tapi aku tau bapak
sebenarnya melarang aku untuk pacar-pacaran. Dan sampai aku menulis surat ini,
tidak satu kalipun aku menentang bapak dengan kuliah pacaran. Terima kasih
karena sifat kampungan bapak, aku tau bapak ingin menjagaku dari segala hal
yang kemungkinan menyakitiku.
Bapak adalah orang yang paling sabar dan lembut
hatinya setelah mamaku yang aku tau. Aku masih ingat waktu itu hampir jam 11
malam bapak menelponku, menanyakan kabar dan kenapa jam segitu aku belum tidur.
Aku tau bapak khawatir karena sebelumnya aku menelpon mama dan menangis karena
skripsiku yang berat, dan bapakku dengan sabar dan lembutnya berkata “gak popo.
Skripsi iku emang berat nduk. Gak usah dipikir, gak usah nangis. Percoyo gusti
Allah bakal nulung sampeyan. Saiki sampeyan ndang bubuk. Skripsine dikerjakno
sesok maneh. Ojok lali maem.” Bapak, taukah engkau bahwa malam itu untuk
pertama kalinya aku baru merasa bahwa aku adalah anak paling beruntung karena
mendapat bapak sepertimu? Bapak terima kasih atas semua doa dan dukunganmu
dikala aku lelah dan tidak tau lagi harus bagaimana. Terima kasih sudah
membesarkan aku dengan begitu baik. terima kasih untuk semua kasih sayang dan
limpahan materi yang tiada habisnya. Dan terima kasih telah menjadi bapak
terbaik didunia untukku.
0 komentar:
Posting Komentar